Makamkan aku di Tanah tak Bernama
Rumahku adalah surgaku, begitulah kata pepatah orang
tua dahulu. Akan tetapi bagi diriku, rumahku ada di
mana-mana di atas bumi ini. Dan semua ini surga
bagiku. Di mana tanah dipijak di situlah langit aku
junjung. Di mana malam tiba di situlah diriku berteduh
dari angin dan hujan. Diriku berasal dari tanah dan akan
kembali lagi ke dalam tanah.
Aku tidak punya apa apa. Semua ini yang punya Allah.
Karena aku tidak punya apa-apa, maka aku ringan
bergerak kesana kemari dengan riang. Harta benda,
bahkan tubuh dan nyawa yang ada di dekatku ini bukan
aku yang memiliki, mereka hanyalah titipan belaka. Maka
aku wajib untuk menjaga sebaik-baiknya. Serta
menunaikan amanah Sang Pemilik Sejati, sebagaimana
yang pernah disampaikan kepada diriku sebelum lahir.
Maka aku ini sesungguhnya tidak bisa berada dengan
sendirinya. Aku tergantung pada Allah SWT.
Ketergantungan mutlak mulai dari bernafas, makan
minum tidur istirahat, berpikir, rasa batin, kebahagiaan
ketenangan, bahkan keberadaanku ini ada karena DIA
ada. Kalau seandainya DIA tidak ada, maka aku jelas
tidak ada.
Kalau seandainya DIA tidak hadir, maka pasti aku tidak
hadir. Kehadiran DIA sungguh-sungguh bisa kuresapi
dengan hati sanubariku. Kuyakin bahwa keyakinanku ini
benar karena aku tidak punya keyakinan lain selain
keyakinan yang dialirkan dari DIA.
DIA memenuhi relung batinku setiap waktu. DIA fokus
utama hidupku. DIA memenuhi kasih sayangku,
memenuhi rinduku, memenuhi rasaku hingga aku dibuat
berdebar-debar setiap waktu. DIA adalah kekasihku yang
kurindukan disetiap ruang dan waktu. Di puncak gunung
aku bersamanya, di hutan aku memeluknya, di gang-
gang kota aku bercengkrama dengannya, di ramainya
dunia aku selalu bergandengan tangan bersamanya.
Maka kubekerja, kuberkarya, kulalui hari-hariku sejatinya
bukanlah aku yang bekerja, bukanlah aku yang berkarya,
bukanlah aku yang melakukan semua ini. Bilangan dua
itu tidak ada. Hanya ada satu: Yaitu Engkau.
Kuberpesan, makamkan diriku di tanah tak dikenal bila
kelak aku sudah saatnya berpindah alam. Bagiku dikenal
atau tidak, punya nama atau tidak, karyaku diingat atau
tidak, bukan hal yang penting. Aku belajar untuk ikhlas.
Memberi tanpa harus menunggu kembalian. Seperti
matahari, seperti Allah.
Justru nikmat dan puas bila sebuah karya ada
manfaatnya. Soal siapa yang memulai karya, bukankah
tidak begitu penting untuk diketahui? Sebab bahwa
karya ku itu sejatinya adalah karya NYA. Aku hanya
menjalani takdirku saja, sebagai manusia yangmana
tanda-tanda keberadaanku pun tidak layak untuk
dikenal.
Kalau aku sudah jadi mayat. Tutupilah tubuhku dengan
tanah. Perlahan engkau tinggalkan aku pergi. Langkah-
langkahmu menjauh dari diriku. Masih terdengar jelas
langkah terakhir mereka. Aku sendirian,di tempat gelap
yang tak pernah terbayang. Sendiri…. bersama belahan
hati-belahan jiwa. Kawan dekatku hanya satu yang
selalu menemani. Allah Ta’ala…
Semasa di dunia, aku sudah tanamkan dalam hatiku:
kawan, sanak kerabat, handai tolan dan siapapun
sejatinya adalah DIA. Tidak perlu ada kesedihan
berlebihan ketika sosok mereka satu persatu
meninggalkan diriku. Kepedihan, kegalauan,
kebingungan tidak perlu ada. Aku tetap sendiri, disini,
bersama kekasihku yang selalu menemani.
YA RAHMAN, engkau beri semua makhluk apa yang
mereka butuhkan untuk hidup dan pulang ke jalan-MU.
Maka bersama ini aku kembalikan harta yang telah
kukumpulkan,yang telah kumakan dengan rakus, yang
telah kulahap dengan nafsu ini kepada-MU, karena
memang bukan aku yang punya. Apa hakku untuk
mencuri milik MU? Apa hakku untuk mengaku ini
hartaku?
YA RAHIM, engkau cintai dan sayangi semua makhluk
tanpa terkecuali. Engkau kasihi ayah dan ibuku, isteri
dan anakku. Kupasrahkan nasib mereka kepadamu,
karena engkau yang menggenggam nasib mereka di
tanganmu.
YA ALLAH, Engkau selalu membuka setiap kesempatan
padaku untuk menyesal dan bertobat. Maka apa lagi
yang membuatku sedih? Engkau pinjamkan waktu milik-
MU, agar aku senantiasa bisa memperbaiki kesalahan
dan dosa ku. Dengan kesadaran-Mu, aku bisa memohon
maaf pada mereka yang selama ini telah merasakan
kezalimku,yang selama ini sengsara karena aku.
Aku adalah milik MU
Aku adalah kepunyaan MU
Aku tidak punya apa-apa
Aku di dalam kekuasaan MU
Aku tidak ada
Alam semesta tidak ada
Engkaulah yang ada
Cuma Engkau, yang lain tidak
La ilaha Ilallah
@kwa2014
Asu aku minta maaf
ketika asu jadi.. sasaran perolokan.. kemanakah rasamu.. apakah kamu sangka asu tak memperolok temannya dg menyasarkan olokan itu padàmu..??
duh gusti, mulyakanlah hati asu asu yg telah dihina oleh para kholifah didunia ini..
andai aku asu.. maka mustahil klakuanku bisa semulya asu. yg tiap saat sering diperolok, dijauhi.. dan iblis ibliskan oleh mereka..
asu.. aq minta maaf.
Nikmatnya bekerja lillah
och.. betapa nikmatnya hidup itu Lilaahi ta'ala..
bekerja lilah.. berkarya lilah..
berdagang lilah.. beribadah lilah.. seakan tak butuh apa
apa.. melainkan lilah.. coba melirik kebelakang tentang
aktivitas-aktivitas kita yg lalu.. antara yg lilah dan lid dunya..
temukan rasa dan kenyamann dr keduanya..
tak lain yg kau dapat adalah kegembiraan ketika lilah...
Kamu bukanlah untukmu dilahirkan
# SelamatPagi para Putra terbaik #Bangsa ..
apa kabarmu today?? masih adakah ediologi bahkan
edialis dalam dirimu yg menggebu2 itu?? sadarlah dan
resapilah, bahwa dirimu bukanlah untukmu kamu
dilahirkan..
bukannya teroleh dirimu kmu direncanakan..
dan tidaklah tersampai atasmu kmu diciptakan..
melaikan.. untuk secuil daratan seember lautan yg
terbentang bagai perahu keragaman adat dan
kebudayaan.
sabang meraukelah ujung dari kebangsaanmu..
kembangkan dan pelihara lah amanat ini untukmu..
jangan kau ingkari..
ingatlah kmu bukan untukmu dilahirkan. tapi untuk
orang2 disekitarmu..
(doel-catatangus//20072014).
Berusahalah menjadi Pemenang
"Jadilah yang pertama, kalau tidak bisa jadilah yang
terbaik, tapi kalau tidak bisa maka jadilah yang
berbeda."
Nice quote from Rully Kustandar. :-)
Point-point Majelis Masyarakat Maiyah PadhangmBulan 12 Juli 2014
1. Hidup itu luas, jangan mudah membela sesuatu yang hanya cuilan-cuilan.
2. Indahnya islam itu ukurannya bukan apa dan siapa dirinya, tp kedekatannya dg Allah dan Rasulullah
.3. Kedalam Maiyah kita melakukan penyadaran, keluar Maiyah kita melakukan pengayoman.
4. Hrs ada reserve kesedihan dlm setiap kesenangan, jg sebaliknya.
5. Jgn terlalu senang terhadap pilihan2mu, krn ke depan akan ada banyak hal yg mengecewakanmu.
6. Menentukan sesuatu itu hrs ada/didasari syariat yg jelas, aturan yg jelas.
7. Terhadap apa yang sudah terjadi, kita harus ridha.
8. Syariat dengan hakikat itu ada bedanya. Dianjurkan bersyariat dengan memahami hakikat dan memahami hakikat dengan bersyari'at.
9. Yg boleh mengumumkan pemenang pertandingan tinnju adlh si wasit, bkn opini2.
10. Maiyah itu bkn golongan, tdk adatdk mslh, yg penting bgmn kita bs selalu dekat dg Allah dan Rasulullah.
11. Akhlak itu sesuatu yg sdh tertanam dlm jiwa, kemudian keluar tanpa rekayasa. Mgkn bs direkayasa, tp Allah akan membukanya.
12. Syafaat itu pertolongan, konteksnya nti di akherat ketika tdk siapapun bs memberikan pertolongan kecuali Nabi dg izin Allah.
13. Sdg pertolongan di dunia itu tdk lgsg, klo kita mendoakan/bershalawat, maka malaikat dan Nabi-pun akan mendoakan kita.
14. Khusnudhan saja, klo di akherat berlaku, maka disinipun (dunia) jg berlaku.
15. Memperoleh syafaat atau tdk jgndiukur dg ukuran dunia. Yg nmr satuadalah mencintai tdk dg pamrih.
16. Anda harus bisa melihat bagaimana cara anda melihat.
17. Banjir itu cara pandang manusia,tp tdk sama dg bahasa air itu sendiriyg hanya taat mengalir dr ketinggianke tempat rendah.
18. Baik buruknya akhlak itu ada konteksnya, ada tempatnya. Membunuh tdk selamanya buruk. Memberi makan tdk selalu baik.
19. Ilmu yg tertinggi adlh asyhadu alla ilaaha illallah. Muhammadurrasulullah-nya berlaku utk ummat Muhammad.
20. Allah menyuruh kita utk mengucapkan 'robbanaa maa khalaqta hadza bathila'. Org yg kagum dg kedahsyatan Allah itu adalah org yg bersyahadat.
21. Org yg bersyahadat itu adlh org yg menyaksikan kebesaran Allah. Maka puncak ilmu adalah syahadat.
22. Yg skrg seolah2 bermusuhan dg kita adlh org2 yg tertipu, bkn musuhmu. Dia adlh org yg hrs anda kasihani.
23. Seumpama anda menang, apakah anda lantas bermusuhan dg yg kalah?
24. Mengeluarkan uang itu tdk mslh, tp mjd mslh jk mengeluarkan uang itu krn ditipu, diinjak2. Bkn soal uangnya...
25. Jika sdh ditipu, dicuri, mk sikap kita jg hrs tepat utk mendapatkan ilmu ikhlas.
26. Dinding yg menghindarkan dari aids itu bkn adanya lokalisasi, tetapi tdk melakukan hubungan sex yg salah. Tdk melakukan sex yg salah itu dg akhlaqul karimah.
27. Berbuat baik itu dimana2, tdk mslh. Yg penting dihitung (bukan dihitung bkn akeh-sitik-e/brp kali berbuat baiknya, ttp ketepatan perbuatannya, Red), krn baik jg hrs benar, benar jg hrs baik.
Point-point Majelis Masyarakat Maiyah PadhangmBulan 12 Juli 2014
1. Hidup itu luas, jangan mudah membela sesuatu yang hanya cuilan-cuilan.
2. Indahnya islam itu ukurannya bukan apa dan siapa dirinya, tp kedekatannya dg Allah dan Rasulullah
.3. Kedalam Maiyah kita melakukan penyadaran, keluar Maiyah kita melakukan pengayoman.
4. Hrs ada reserve kesedihan dlm setiap kesenangan, jg sebaliknya.
5. Jgn terlalu senang terhadap pilihan2mu, krn ke depan akan ada banyak hal yg mengecewakanmu.
6. Menentukan sesuatu itu hrs ada/didasari syariat yg jelas, aturan yg jelas.
7. Terhadap apa yang sudah terjadi, kita harus ridha.
8. Syariat dengan hakikat itu ada bedanya. Dianjurkan bersyariat dengan memahami hakikat dan memahami hakikat dengan bersyari'at.
9. Yg boleh mengumumkan pemenang pertandingan tinnju adlh si wasit, bkn opini2.
10. Maiyah itu bkn golongan, tdk adatdk mslh, yg penting bgmn kita bs selalu dekat dg Allah dan Rasulullah.
11. Akhlak itu sesuatu yg sdh tertanam dlm jiwa, kemudian keluar tanpa rekayasa. Mgkn bs direkayasa, tp Allah akan membukanya.
12. Syafaat itu pertolongan, konteksnya nti di akherat ketika tdk siapapun bs memberikan pertolongan kecuali Nabi dg izin Allah.
13. Sdg pertolongan di dunia itu tdk lgsg, klo kita mendoakan/bershalawat, maka malaikat dan Nabi-pun akan mendoakan kita.
14. Khusnudhan saja, klo di akherat berlaku, maka disinipun (dunia) jg berlaku.
15. Memperoleh syafaat atau tdk jgndiukur dg ukuran dunia. Yg nmr satuadalah mencintai tdk dg pamrih.
16. Anda harus bisa melihat bagaimana cara anda melihat.
17. Banjir itu cara pandang manusia,tp tdk sama dg bahasa air itu sendiriyg hanya taat mengalir dr ketinggianke tempat rendah.
18. Baik buruknya akhlak itu ada konteksnya, ada tempatnya. Membunuh tdk selamanya buruk. Memberi makan tdk selalu baik.
19. Ilmu yg tertinggi adlh asyhadu alla ilaaha illallah. Muhammadurrasulullah-nya berlaku utk ummat Muhammad.
20. Allah menyuruh kita utk mengucapkan 'robbanaa maa khalaqta hadza bathila'. Org yg kagum dg kedahsyatan Allah itu adalah org yg bersyahadat.
21. Org yg bersyahadat itu adlh org yg menyaksikan kebesaran Allah. Maka puncak ilmu adalah syahadat.
22. Yg skrg seolah2 bermusuhan dg kita adlh org2 yg tertipu, bkn musuhmu. Dia adlh org yg hrs anda kasihani.
23. Seumpama anda menang, apakah anda lantas bermusuhan dg yg kalah?
24. Mengeluarkan uang itu tdk mslh, tp mjd mslh jk mengeluarkan uang itu krn ditipu, diinjak2. Bkn soal uangnya...
25. Jika sdh ditipu, dicuri, mk sikap kita jg hrs tepat utk mendapatkan ilmu ikhlas.
26. Dinding yg menghindarkan dari aids itu bkn adanya lokalisasi, tetapi tdk melakukan hubungan sex yg salah. Tdk melakukan sex yg salah itu dg akhlaqul karimah.
27. Berbuat baik itu dimana2, tdk mslh. Yg penting dihitung (bukan dihitung bkn akeh-sitik-e/brp kali berbuat baiknya, ttp ketepatan perbuatannya, Red), krn baik jg hrs benar, benar jg hrs baik.
Point-point Majelis Masyarakat Maiyah PadhangmBulan 12 Juli 2014
1. Hidup itu luas, jangan mudah membela sesuatu yang hanya cuilan-cuilan.
2. Indahnya islam itu ukurannya bukan apa dan siapa dirinya, tp kedekatannya dg Allah dan Rasulullah
.3. Kedalam Maiyah kita melakukan penyadaran, keluar Maiyah kita melakukan pengayoman.
4. Hrs ada reserve kesedihan dlm setiap kesenangan, jg sebaliknya.
5. Jgn terlalu senang terhadap pilihan2mu, krn ke depan akan ada banyak hal yg mengecewakanmu.
6. Menentukan sesuatu itu hrs ada/didasari syariat yg jelas, aturan yg jelas.
7. Terhadap apa yang sudah terjadi, kita harus ridha.
8. Syariat dengan hakikat itu ada bedanya. Dianjurkan bersyariat dengan memahami hakikat dan memahami hakikat dengan bersyari'at.
9. Yg boleh mengumumkan pemenang pertandingan tinnju adlh si wasit, bkn opini2.
10. Maiyah itu bkn golongan, tdk adatdk mslh, yg penting bgmn kita bs selalu dekat dg Allah dan Rasulullah.
11. Akhlak itu sesuatu yg sdh tertanam dlm jiwa, kemudian keluar tanpa rekayasa. Mgkn bs direkayasa, tp Allah akan membukanya.
12. Syafaat itu pertolongan, konteksnya nti di akherat ketika tdk siapapun bs memberikan pertolongan kecuali Nabi dg izin Allah.
13. Sdg pertolongan di dunia itu tdk lgsg, klo kita mendoakan/bershalawat, maka malaikat dan Nabi-pun akan mendoakan kita.
14. Khusnudhan saja, klo di akherat berlaku, maka disinipun (dunia) jg berlaku.
15. Memperoleh syafaat atau tdk jgndiukur dg ukuran dunia. Yg nmr satuadalah mencintai tdk dg pamrih.
16. Anda harus bisa melihat bagaimana cara anda melihat.
17. Banjir itu cara pandang manusia,tp tdk sama dg bahasa air itu sendiriyg hanya taat mengalir dr ketinggianke tempat rendah.
18. Baik buruknya akhlak itu ada konteksnya, ada tempatnya. Membunuh tdk selamanya buruk. Memberi makan tdk selalu baik.
19. Ilmu yg tertinggi adlh asyhadu alla ilaaha illallah. Muhammadurrasulullah-nya berlaku utk ummat Muhammad.
20. Allah menyuruh kita utk mengucapkan 'robbanaa maa khalaqta hadza bathila'. Org yg kagum dg kedahsyatan Allah itu adalah org yg bersyahadat.
21. Org yg bersyahadat itu adlh org yg menyaksikan kebesaran Allah. Maka puncak ilmu adalah syahadat.
22. Yg skrg seolah2 bermusuhan dg kita adlh org2 yg tertipu, bkn musuhmu. Dia adlh org yg hrs anda kasihani.
23. Seumpama anda menang, apakah anda lantas bermusuhan dg yg kalah?
24. Mengeluarkan uang itu tdk mslh, tp mjd mslh jk mengeluarkan uang itu krn ditipu, diinjak2. Bkn soal uangnya...
25. Jika sdh ditipu, dicuri, mk sikap kita jg hrs tepat utk mendapatkan ilmu ikhlas.
26. Dinding yg menghindarkan dari aids itu bkn adanya lokalisasi, tetapi tdk melakukan hubungan sex yg salah. Tdk melakukan sex yg salah itu dg akhlaqul karimah.
27. Berbuat baik itu dimana2, tdk mslh. Yg penting dihitung (bukan dihitung bkn akeh-sitik-e/brp kali berbuat baiknya, ttp ketepatan perbuatannya, Red), krn baik jg hrs benar, benar jg hrs baik.
Wasiat Bung Karno untuk kita
"Ingatlah...ingatlah...ingat pesanku lagi: Jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing, karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuja-puja asing, karna ia akan memperdayaimu" (Bung Karno).
Petruk Dadi Ratu
Petruk memerintahkan kepada kedua patihnya, Bayutinaya—titisan Anoman—dan Wisandhanu—titisan Wisanggeni, anak Arjuna--, untuk mencuri tahta Palasara itu. Kedua utusan itu berhasil membawa pulang tahta tersebut. Prabu Wel-geduwel Beh mencoba duduk di atasnya. Begitu duduk, ia pun terjungkal. Ia coba lagi berulangkali. Sang Prabu akhirnya menyerah dan memperoleh bisikan melalui penasihat kerajaan bahwa supaya tidak terjungkal, ia harus memperoleh boneka yang bisa dililing (dilihat dan ditimang). Petruk kembali menyuruh kedua utusannya, Bayutinaya dan Wisandhanu untuk mencari boneka yang dimaksud. Tanpa memperoleh rintangan yang berarti, kedua utusannya berhasil membawa boneka itu yang tak lain adalah Abimanyu yang sedang sakit. Ketika dipangku Prabu Wel-Geduwel Beh, Abimanyu sembuh. Dan Abimanyu berkata, "Kamu takkan bisa menduduki tahta itu, jika kamu tidak memangku aku".
"Pada saat itulah saya mengalami, bahwa saya ini hanyalah kawula. Dan saya sadar, saya akan tetap tinggal sebagai kawula, tak mungkinlah saya bisa duduk sebagai raja. Tugas saya hanyalah memangku raja, agar ia dapat menduduki tahtanya. Tuanku Abimanyu dapat duduk di tahta raja karena saya memangkunya. Jadi raja itu takkan bisa menjadi raja, kalau tidak dipangku kawula, rakyat jelata seperti saya ini", kata Petruk sambil memandang tanah datar di hadapannya. Dulu Petruk tidak tahu, mengapa ketiga wahyu itu pergi meninggalkan tuannya dan hinggap padanya. Sekarang ia paham, wahyu sebenarnya hanya pergi untuk sementara. Ia pergi hanya untuk nitik, menengok siapakah yang memangku orang yang kedunungan (dihinggapi) wahyu. Wahyu itu tidak asal hinggap. Dia akan hinggap pada orang yang layak dihinggapi, dan orang yang layak itu haruslah orang yang dipangku Petruk, sang rakyat dan sang kawula ini. Maka setelah tahu, bahwa Petruklah yang memangku Abimanyu, wahyu itupun berhenti menitik dan ketiganya kembali kapada Abimanyu.
Di hadapan tanah datar itu, pikiran Petruk melayang lagi. Ia sedih mengingat gugurnya Abimanyu dalam Perang Bharata Yudha. Petruklah yang menggendong jenazah Abimanyu. Petruk pula yang membakar mayat Abimanyu menuju alam Mokshaya. "Saya ini hanyalah rakyat. Betapa pun hinanya diri saya, hanya saya yang bisa mengantarkan Sang Raja menuju alam kesempurnaannya. Sampai ke Moksha pun, raja itu bergantung pada kawula. Hanya rakyatlah yang dapat menyempurnakan hidup raja, bahkan ketiak ia berhadapan dengan akhiratnya", ujar Petruk. "Memang, kawula, sang rakyat ini ada sepanjang zaman. Sementara raja itu tidaklah abadi. Ia bertahta hanya dalam masa tertentu. Ketika masa itu lewat, ia harus turun atau binasa. Sementara rakyat terus ada. Buktinya, saya ini ada di sepanjang zaman. Menjadi punakawan, hamba yang menemani penguasa dari masa ke masa, sampai hari ini. Kawula iku ana tanpa wates, ratu kuwi anane mung winates ( rakyat itu ada tanpa batas, sedangkan raja itu ada secara terbatas)", kata Petruk. Petruk makin menyadari, siapa diri rakyat itu sebenarnya. Hanyalah rakyat yang dapat membantu penguasa untuk menuliskan sejarahnya. "Maka seharusnya penguasa itu menghargai kawula. Penguasa itu harus berkorban demi kawula, tidak malah ngrayah uripe kawula (menjarah hidup rakyat). Kwasa iku kudu ana lelabuhane (kuasa itu harus mau berkorban). Kuasa itu bahkan hanyalah sarana buat lelabuhan, kendati ia masih berkuasa, ia tidak akan di-petung (dianggap) oleh rakyat. Raja itu bukan raja lagi , kalau sudah ditinggal kawula. Siapa yang dapat memangkunya, agar ia bisa menduduki tahta, kalau bukan rakyat? Raja yang tidak dipangku rakyat adalah raja yang koncatan (ditinggalkan) wahyu," kata Petruk. Tapi Ki Petruk, mengapa banyak penguasa yang tak memperhatikan kawula,menginjak-injak dan menghina kawula, toh tetap dapat duduk di tahtanya? "Dalam pewayangan pun ada penguasa yang tak dipangku rakyat seperti saya. Dia adalah Dasamuka yang lalim.
Dia adalah Duryudana yang serakah. Seperti halnya hanya ada satu tahta Palasara, demikian pula hanya ada satu tahta rakyat. Duryudana berkuasa, tapi tak pernah berhasil menduduki tahta Palasara. Banyak penguasa berkuasa, tapi mereka sebenarnya tidak bertahta di dampar yang sebenarnya, yakni dampar rakyat ini", jawab Petruk. Tiba-tiba Petruk mendengar, tanah datar di hadapannya itu bersenandung. Makin lama semakin keras bahkan menjadi senandung Panitisastra: dulu tanah itu adalah hutan lebat yang bersinga. Singa bilang, kalau hutan tak kujaga tentu ia akan dibabat habis oleh manusia. Dan hutan bilang, kalau singa tak kunaungi dan pergi dariku, pasti ia akan ditangkap oleh manusia. Akhirnya singa dan hutan sama-sama binasa. Singa yang tak berhutan dibunuh manusia, hutan yang tak bersinga dibabat manusia…. "Raja dan rakyat harus wengku-winengku (saling memangku), rangkul-merangkul, seperti singa dan hutan, seperti Abimanyu dan Petruk", kata Ki petruk menyenandung tembang Panitisastra. ( Luqman, M.Pd)
*sumber blog || kumpulanceritawayang.com
Blessing dan Ndilalah
Ya itu tadi: min haitsu la yahtasib, dari sesuatu yang tidak engkau perhitungkan. Kalau saya dianiaya orang, saya langsung kutip kata-kata Allah itu: min haitsu la yahtasib!, ada sesuatu yang tak engkau sangka-sangka akan mendatangimu. Atau ndilalah, yang bahasa aslinya: ‘indallah, atas kehendak Allah. Pertanyaan kita adalah: mosok kehendak Allah itu hanya kebetulan, dan bukan kebenaran.
Oleh Muhammad Ainun Nadjib
Pesan Kyai Jarkoni di Puasa Pertama 2014
Cuaca seringkali tak sesuai dengan kemauan kita,, saat
kita butuh hangat malah hujan,, saat kita mau
beromantis butuh gerimis malah panas,, begitulah
dunia,, ada pahit ada kelam,, ada sepi ada sunyi,, kita
terjebak di antara pagi dan sore,, siang dan malam,,
sehat dan sakit,, kaya dan miskin,, susah dan senang,,
bahagia dan derita,,
Tuhan menaruh kita di tengah itu semua,, agar kita jadi
paham jarak,, permukaan,, dan isi,, agar kita mengerti
apa itu cinta dan pengkhianatan,, agar kita bisa
beryukur dan terjaga,,,
Terus berjalan,, tetap setia pada proses,, hei
dolobvers,, jaga api kita untuk menapaki semua ini,,
kelak sampai tua dan rapuh kita terus melangkah
bersama,, jingak bersama,, fuk busuk bersama,, dan
semoga ketemu Sang Maha Cinta juga bersama,,
syukur2 di emperanNya,, kalau gak bisa ya kita paksa,,
mosok dah puasa lama di dunia,, di sana juga masih
harus meneruskan puasa jilid dua,, hehehe,,,
Selamat makan malam pertama bagi yg tidak makan
besok,,, chayoo,,,!!! \M/
Bayang Bayang Para Ksatria
"Kita belum pernah sanggup membuktikan satu saja kata kebenaran di mulut kita sendiri dengan perbuatan nyata, kita sudah merasa menjadi pejuang yang paling pejuang. Kemudian seiring dengan itu kita menumpuk ilmu, terus memfestivalkan kata kebenaran di bibir dan kepalan tangan kita, sehingga kita punya utang sangat banyak kepada nilai kebenaran yang kita ucap-ucapkan. (Emha Ainun Nadjib)".
Harusnya Majelis Ulama berisi semua alim
tidak ada keadaan yang tidak memberi Anda ilmu
Emha Ainun Nadjib
Tidak ada komentar :
Posting Komentar